Aku kuliah, aku merantau sambil kuliah. Tidak akan jadi lebih baik jika aku merantau tidak ditemani saudaraku. Ketika sulit melanda, awal tempat pencurahan lelah adalah saudaraku. Kuliah memang tidak menyenangkan, segala yang pernah aku lihat dalam sinetron sepetinya adalah salah. Banyak yang tidak sama. Jadi korban sinetron adalah hal terburuk, karena harapan akan menjadi penyesalan.
Penyesalan itu saat terbayang indahnya kisah cinta anak kuliahan dalam sinetron. Berawal dari pemeran utama pria musuhan dengan pemeran utama waria, eh wanita maksudnya. Lalu selalu akan berakhir dengan keduanya saling jatuh cinta dan bahagia.
Ada seorang perempuan bernama, sebut saja namanya Mustofa. Tunggu! tidak-tidak! sebut saja namanya Ayu. Waktu itu Ayu adalah bendahara kelas E, yang merupakan kelasku. Aku adalah satu-satunya mahasiswa yang ganteng (lupakan) dan tidak pernah membayar uang kas atau uang apapun itu. Jadi Ayu marah besar pada hari itu, lalu kami musuhan. Itukan awal, dan sekarang kami telah menjadi musuh bebuyutan, musuh tujuh turunan, dan musuh beda bangku. Pertanyaannya adalah, Mengapa kami tidak saling jatuh cinta? Mengapa kami tidak bahagia? Kampreet!
Dalam sinetron, mahasiswa di kos, tidak pernah ada adegan yang menunjukkan mahasiswa sedang mengerjakan tugas yang menumpuk dari dosen. Padahal betapa mengerikannya tugas-tugas itu merusak mental seorang mahasiswa. (tepuk tangan)
Dalam sinetron banyak dosen wanita yang cantik dan ahuhai, tapi yang aku alami dan rasakan adalah lebih banyak dosen pria yang cantik (dosen wanita cuma dua ditempatku kuliah)
Dan dalam sinetron lebih indah sebuah hubungan pacaran yang lebih banyak negatif, dibanding hubungan persaudaraan yang jelas dapat memberi nilai yang sangat positif
JIKA SEGALA YANG ADA DALAM MEDIA JUJUR DARI KONDISI BANGSA INDONESIA, MAKA TIDAK AKAN JATUH KORBAN PHP.
